DENPASAR - Ribuan pohon mangrove, kurang lebih 8 hektar lahan hutan mangrove di depan proyek reklamasi perluasan Pelabuhan Benoa PT Pelindo III diperkirakan meranggas mati, mungkin disana ada Pohon-pohon mangrove tersebut diduga mati akibat terdampak reklamasi.
Lanang Sudira selaku penggiat Forum Peduli Mangrove Bali yang mengatakan bahwa dirinya berdasarkan pengamatan di kawasan hutan mangrove, kondisi itu bisa saja kerusakannya berpotensi semakin meluas.
“Tidak ada air laut yang mengalir ke kawasan hutan mangrove lagi, dulu sebelum Pelindo (PT Pelindo III) melakukan reklamasi, kalau terjadi air pasang, biasa mengalir sampai ke tengah hutan mangrove di kawasan dekat Pelabuhan Benoa, ” ungkap Lanang Sudira kepada Tim Garda Media di Denpasar, Senin (08/08/2022).
Baca juga:
Kasad: Jangan Ragu Bertindak Tegas
|
Itu menurutnya sangat miris lantaran menjelang perhelatan dilaksanakannya G20 Bali, yang salah satu pointnya akan membahas permasalahan mangrove dunia.
"Bila keadaan ini diketahui para delegasi negara-negara peserta G20 pastinya akan mengelus dada sambil geleng-geleng kepala. Apalagi Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 yang akan membahas permasalahan mangrove di dunia"
Ia juga menekankan bahwa ekosistem hutan mangrove dapat memberikan kontribusi penting dalam aksi mitigasi pada adaptasi perubahan iklim yang menyerap emisi karbon 3-5 kali lebih tinggi dibanding hutan tropis.
Dengan harapan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove mencapai hampir 8 hektar di kawasan dekat Pelabuhan Benoa Bali itu.
"Harapan saya, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove yang luasnya mencapai hampir 8 hektar, ” pungkas Lanang Sudira. (Tim)